ANALISA KELAYAKAN INVESTASI
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI
Haii readers bertemu lagi dengan saya, kali ini saya akan membahas tentang analisa kelayakan dalam melakukan investasi dan juga metode apa saja yang digunakan dalam analisa investasi. yang paling mendasar yang harus di ketahui itu adalah apa itu investasi?? mari kita bahas bersama.
APA ITU INVESTASI DAN JUGA BAGAIMANA ANALISA INVESTASI?
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Ini adalah kebalikan dari divestasi pada aset yang lama. sedangkan analisa kelayakan investasi adalah Analisis kelayakan investasi dapat dipahami sebagai tindakan yang dilakukan untuk mengetahui prospek dari suatu proyek investasi yang mendasari pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya investasi tersebut. Sebelum mengambil keputusan investasi, penting untuk dilakukan analisis kelayakan agar dapat menghindari penanaman modal pada proyek atau kegiatan yang tidak menguntungkan.
selanjutnya kita akan membahas kriteria dalam melakukan investasi. dalam kriteria dalam melakukan investasi setidaknya ada 4 krtiteria dalam melakukan investasi yaitu
1. payback period
kriteria ini untuk menghitung besaran investasi melalui arus kas masuk yang diperoleh dari suatu investasi sebagai pembayaran dari nilai investasi awal. Artinya, total arus kas masuk akan dibandingkan dengan nilai awal investasi.Semakin pendek periode yang dibutuhkan untuk membuat total arus kas masuk sama besar nilainya dengan nilai investasi awal, maka semakin menarik investasi tadi untuk dilakukan.
Dalam hitungan investasi, metode ini relatif mudah penggunaannya, namun mengandung berbagai kelemahan dasar. Salah satunya yaitu metode ini tidak menghitungkan nilai dari uang (time value of money). Artinya pendapatan organisasi yang diperoleh dari sektor investasi misalnya dalam industri percetakan selama 5 tahun berjalan sama besarnya dengan nilai pada awal investasi. Sehingga hasil investasi baru diketahui setelah nilai investasi sudah terpenuhi misalnya ditahun ke 7 atau ke 8. Hal ini berbanding terbalik apabila organisasi melakukan deposito di bank selama lebih dari tahun ke 5, tentu saja nilainya akan terus bertambah (dengan adanya bunga). nah saya akan memberikan rumus untuk menghitung payback period silahkan disimak baik-baik
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Payback Period = n+(a-b)/(c-b) x 1 tahun
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama
Payback Peiod = (investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
Periode pengembalian lebih cepat : layak
• Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
• Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang lebih cepat yang dipilih
2. Benefit Cost Ratio
Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode kelayakan investasi. Pada dasarnya perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada benefit (manfaat) dan perngorbanan (biaya/ cost) suatu invetasi, bisa berupa usaha, atau proyek. Pada umumnya jenis invetasi yang sering digunakan adalah proyek-proyek pemerintah dimana benefitnya jenis benefit langsung, manfaatnya akan terasa langsung pada masyarakat banyak. nah saya akan memberikan rumus untuk menghitung payback period silahkan disimak baik-baik
PV = Fn/ ( 1 + r ) n
keterangan:
Fn = Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Jumlah Waktu ( tahun )
Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR yang ditentukan sebagai berikut :
- Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak (feasible).
- Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not feasible).
3. Net Present Value (NPV)
Kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV) dinilai dari keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu proyek atau investasi. Keuntungan bersih tersebut dihitung dari selisih nilai sekarang investasi dengan aliran kas bersih yang diharapkan dari proyek atau investasi di masa yang akan datang atau pada periode tertentu. Penilaian kelayakan investasi dengan pendekatan NPV ini merupakan metode kuantitatif yang mampu menunjukkan layak tidaknya suatu proyek atau investasi. Perhitungan NPV dirumuskan sebagai berikut:
Rumus NPV : (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0
keterengan:
Rumus NPV : (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0
keterengan:
NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t.
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t.
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
Pengambilan keputusan investasi dalam metode ini menggunakan asumsi sebagai berikut:
- Jika NPV0 > NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena berisiko mengalami kerugian.
- Jika NPV0 < NPV1, maka investasi atau proyek dinilai layak karena berpotensi menghasilkan keuntungan.
- Jika NPV0 = NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena tidak menghasilkan keuntungan.
4. Internal Rate of Return
kriteria Internal Rate of Return (IRR) mengukur kelayakan suatu investasi berdasarkan tingkat suku bunga yang dapat menjadikan jumlah nilai sekarang keuntungan yang diharapkan sama dengan jumlah nilai sekarang dari biaya modal (NPV = 0). Bagaimana bisa? Dalam metode ini, time value of money telah diperhitungkan sehingga arus kas yang diterima telah didiskontokan atas dasar biaya modal atau tingkat bunga yang diterapkan.
Untuk menghitung nilai IRR harus dilakukan dengan cara trial and error atau menggunakan tabel tingkat bunga. Adapun formula perhitungan IRR sebagai berikut.
IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)
Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
R1 = tingkat bunga pertama
R2 = tingkat bunga kedua
PV = Present Value
Pengambilan keputusan investasi berdasarkan metode IRR menggunakan asumsi sebagai berikut:
- Suatu investasi dikatakan layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih besar dari tingkat bunga yang diterapkan.
- Suatu investasi dikatakan tidak layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat bunga yang diterapkan.
Dengan menganalisis kelayakan investasi, investor dapat mengetahui secara jelas prospek dari proyek atau investasi tersebut, apakah menguntungkan atau tidak. Secara lebih lanjut, tindakan penanaman modal pada suatu proyek yang menguntungkan bisa memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan di masa yang akan datang
nah sekarang saya akan memberikan salah satu dari keempat kriteria tersebut untuk menjelaskan cara perhitungannya. yang saya akn jelaskan cara perhitungan dan contoh kasus lengkapnya adalah kriteria Net Present Value (NPV). ayo kita simak bersama
contoh kasus
sekian dulu pembahasan kali ini semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar