produk dan penentuan harga
Haii gaesss kenapa siihh kita perlu tau apa itu produk dan bagaimana caranya menentukan harga untuk produk yang mau di jual. jadi begini penjelasannya.
jenis-jenis
dari produk yang digunakan, diantaranya seperti:
1. Produk Konsumsi Yaitu produk yang
digunakan oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen membeli lalu digunakan
langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum produk yang sering di
konsumsi masyarakat digolongkan menjadi tiga bagian diantaranya:
·
Produk kebutuhan
sehari-hari.
·
Produk belanjaan.
·
Produk khusus.
2. Produk Industri Yaitu produk yang
dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya akan dijual kembali atau
digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga menghasilkan barang
lain. Jadi intinya barang/produk industri digunakan untuk proses produksi,
diantaranya yaitu:
·
Materials and parts
“bahan baku dan suku cadang”
·
Capital items “barang
modal”
·
Supplies and services
“perlengkapan dan layanan bisnis”
HARGA
merupakan salah satu aspek terpenting pada suatu produk, oleh karena itu
diperlukan suatu analisa yang tepat sebelum menetapkan harga produk. Mengapa?
Karena harga akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pelaku usaha. Dari
sisi masyarakat, harga menjadi salah satu pertimbangan utama ketika konsumen
akan membeli suatu produk. Kesesuaian harga dengan kualitas produk yang
didapatkan, kesetaraan prioritas kebutuhan dengan daya beli, hingga trend.
Mungkin
saat ini Anda berpikir bahwa strategi penentuan harga adalah cara menentukan
harga produk agar memberikan keuntungan bagi bisnis. Namun dalam
perkembangannya, strategi penentuan harga bukan hanya tentang berapa keuntungan
yang bisa didapat, tapi juga berdasarkan perencanaan keuangan dan pertimbangan
non ekonomis lainnya.
Ada beberapa cara yang
bisa kalian gunakan untuk menentukan harga jual suatu produk, yakni :
(1) Strategi Penetapan
Harga Berdasarkan Biaya. Metode ini adalah yang paling standar dan paling
banyak digunakan, metode ini menentukan harga berdasarkan total biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi produk yang dijual dan menambahkan sejumlah
persentase tertentu sebagai laba. Ada 4 kategori dalam penetapan harga
berdasarkan biaya, yakni:
a) Cost Plus Pricing Method , yaitu penetapan
harga jual per unit berdasarkan jumlah biaya per unit ditambah jumlah tertentu
sebagai laba atau margin.
b) Mark Up Pricing, yaitu penetapan harga yang
sering digunakan oleh pedagang perantara atau reseller/dropshipper dengan menambahkan
harga beli dengan sejumlah laba tertentu.
c) Fixed Fee Pricing, yakni penetapan harga
berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh produsen produk tersebut
ditambah sejumlah fee yang telah disepakati, jadi laba yang diperoleh tidak
mempengaruhi harga jual barang.
d) Target Pricing, yakni penetapan harga yang
dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian sesuai dengan target yang
diinginkan.
(2) Strategi Penetapan
Harga Berdasarkan Kebutuhan/Keinginan. Strategi ini mengutamakan kondisi
kebutuhan konsumen yang memungkinkan adanya perbedaan harga meskipun produknya
sama, akibat beberapa faktor tertentu seperti letak geografis, waktu, dan
sebagainya. Ada 2 macam kategori dalam strategi ini, yakni:
a) Price Sensitivity Meter (PSM), yakni
strategi penetapan harga yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan
pendekatan terhadap kebutuhan/permintaan konsumen. Didasari persepsi konsumen
terhadap nilai/value produk yang diterima.
b) Diskriminasi Harga, yakni kebijakan untuk
menentukan harga jual yang berbeda untuk satu jenis produk yang sama dalam satu
segmen pasar. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi diskriminasi harga
misalnya wilayah, konsumen, waktu, kualitas, dan bentuk produk.
(3) Strategi Penetapan
Harga Berdasarkan Persaingan. Strategi ini menyoroti harga produk sejenis yang
dikeluarkan oleh industri pesaing. Ada dua metode yang bisa digunakan, yakni:
a) Perceived Value Fixing, yakni penetapan
harga jual berdasarkan harga jual rata-rata produk sejenis.
b) Sealed Bid Pricing, yakni penetapan harga
jual berdasarkan penawaran yang diajukan oleh pesaing.
Dari ketiga strategi
tersebut, kombinasikan pula dengan kategori umum strategi seperti Harga
Premium, harga penetrasi pasar, harga ekonomis dan harga psikologis. Kategori
Harga premium paling efektif diterapkan di awal usaha dan ideal untuk produk
atau jasa yang unik, tidak biasa dan memiliki value baik dari segi product
packaging yang mendukung atmosfer produk premium. Kategori harga penetrasi pasar, merupakan tehnik yang bisa
membuat konsumen berpaling dari kompetitor dan membantu pebisnis untuk
meningkatkan awareness (kesadaran) konsumen pada produk. Tapi perlu diingat, kategori harga ini,
pebisnis harus siap untuk mendapatkan income yang lebih sedikit dan beresiko
bila dilakukan terus menerus dalam waktu panjang. Pada umumnya, setelah periode
penetrasi pasar tercapai harga perlahan akan naik sesuai dengan posisi mereka
di pasar
Berikutnya, Kategori
Harga Ekonomis. Kategori ini berbeda dengan kategori penetrasi pasar, karena
umumnya, size atau porsi dan ukuran kemasan produkpun disesuaikan dengan
kategori ekonomis. Kategori ini digunakan untuk kondisi pasar produk yang
sangat ‘sensitif harga’. Lalu yang
terakhir, Kategori Harga Psikologis ini dalam penerapannya membutuhkan triger
dari kemampuan komunikasi tim pemasaran yang mengarahkan emosi konsumen untuk
merespon pada harga pada tag. Seperti misalkan, harga lelang dari produk
preloved artis ternama.
jadi, jika kalian ingin menjual suatu produk harus mengerti produk apa yang mau dijual, target pasarnya dan juga berapa harga yang akan kalian berikan untuk produk tersebut. saran saya jangan memberikan harga yang terlalu mahal atau terlalu murah usahakan lihat target pasar untuk menentukan hargnya karana itu akan membantu kalian dalam mendapatkan planggan.
Komentar
Posting Komentar