tugas kewirausahaan ke 3
“Merintis Bisnis Baru “
Hampir
sebagian besar orang memimpikan menjadi seorang pebisnis besar dan sukses.
Tapi, hanya sebagian kecil yang benar-benar hidup menjalani mimpi tersebut.
Alasannya
sederhana, merintis dan mengelola usaha sendiri tidak semudah yang dibayangkan.
Selain harus memiliki mental sekuat baja, ada hal penting lain yang harus
dipersiapkan matang.
1.
Yakinkan dirimu
Mulailah
untuk lebih memantapkan hati sebelum memutuskan pilihanmu. Apabila masih
setengah hati saat mulai membangun usaha, Anda akan lebih mudah dijatuhkan oleh
keadaan. Alih-alih sukses, usaha yang Anda bangun justru berhenti di tengah
jalan.
2. Persiapkan model bisnis yang akan dijalankan
Jika hati
sudah mantap, cobalah untuk mulai memikirkan model bisnis apa yang akan Anda
jalankan nanti. Anda bisa mulai mencari tahu informasi tren bisnis yang sedang
berkembang.
3. Berpikir “Out of The Box”
Tidak ada
pebisnis yang sukses tanpa berpikir kreatif. Bisnis transportasi online misalnya, ia melihat peluang
bagaimana bisnis ini nantinya menjadi solusi masyarakat urban. Nah, jadi
biasakan untuk mengasah kemampuan berpikir menjadi lebih kreatif ya.
4. Siapkan “Visi dan Misi” yang jelas
Hal
terpenting saat akan memulai usaha adalah membuat rencana bisnis yang memiliki
fleksibilitas dan inovasi bisnis di dalamnya, jangan lupa sertakan “Visi dan
Misi” yang jelas usaha yang tengah Anda rintis.
5. Organisir diri
Mulailah
dengan membiasakan diri lebih terorganisir. Hal ini sangat penting sebagai
modal diri dalam mengatur usaha Anda. Sederhananya, jika Anda tak bisa
mengorganisir diri, bagaimana Anda akan mengorganisir semua elemen bisnis Anda?
6. Rajin membuat catatan
Catat
semua hal penting yang Anda dapat. Mulai dari nasihat orang lain, hingga
tantangan-tantangan yang Anda hadapi saat mengelola usaha Anda. Dengan harapan,
bila waktunya tiba, Anda tak hanya mewariskan sebuah perusahaan melainkan juga
pengalaman Anda.
7. Fokus pada satu bisnis dulu
Jangan terburu-buru menggandakan
keuntungan dengan memulai bisnis ke dua. Pastikan bisnis yang Anda kelola saat
ini sudah benar-benar stabil, baik dari segi modal, SDM, maupun
kebutuhan-kebutuhan lainnya.
8. Siap menghadapi kemungkinan terburuk
Nyali
memang diperlukan untuk benar-benar terun menjadi pebisnis. Namun, itu saja
tidak cukup, analisa dan siapkan diri Anda pada kemungkinan terburuk yang bisa
saja terjadi.
9. Terbuka terhadap setiap evaluasi
Salah satu
rahasia kesuksesan adalah “proses belajar”. Jadilah orang yang selalu terbuka
terhadap kritik dan nasihat dari orang lain. Cobalah untuk melakukan evaluasi
terhadap kekurangan diri pada saat berbisnis.
10. Terus belajar dan jangan cepat puas
Setiap
perjalanan bisnis pasti ada “naik dan turun”. Saat bisnis yang Anda kelola
sedang di atas angin, jangan cepat puas. Gunakan momentum ini untuk semakin
mengakselerasi bisnis. Begitupun pada saat bisnis Anda sedang lesu, jangan
lantas putus asa. Buka hati dan jangan malu untuk bertanya kepada pengusaha
senior.
MEMASUKI
DUNIA USAHA
Untuk
memasuki dunia usaha ( bisnis) seseorang harus berjiwa wirausaha. Wirausaha
adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan
memiliki keberanian menghadapi risiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau
pelaksana usaha kecil, ia harus memiliki kecakapan
untuk bekerja, mampu mengorganisir, kreatif, serta menyukai tantangan. Menurut Suryana (2001) ada tiga cara yang
dapat dilakukan untuk memasuki dunia usaha, yaitu:
1)
Merintis usaha baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri.
Ada tiga bentuk usaha baru yang dirintis, yaitu:
·
Perusahaan milik sendiri (proprietorship), yaitu bentuk usaha yang
dimiliki dan dikelola oleh seseorang;
·
Persekutuan (partnership), yaitu suatukerjasama
(asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama sama menjalankan usaha
bersama, dan
·
3) Perusahaan berbadan hukumcorporation),
yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal
saham-saham.
2)
Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan
organisasi usaha yang sudah ada.
3)
Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur
(franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor/parent company) dalam
mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha.
Kerja sama ini biasanya dengan
dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan,
pola arus kerja, pemilihan karyawan, advertensi,
pembukuan, pencatatan dan akuntansi, standar, promosi, pengendalian kualitas,
riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan
Komentar
Posting Komentar